Must Hermawan’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Fadhilah Shalat Tahajjud

Indahnya Qiyamul Lail
Penulis : Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Qiyamul-lail atau yang biasa disebut juga Shalat Tahajjud atau Shalat Malam adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia, yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya.

Andaikan Anda tahu keutamaan dan keindahannya, tentu Anda akan berlomba-lomba untuk menggapainya. Benarkah ?

Ya, banyak nash dalam Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama: Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79)

Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” ( lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)

Kedua : Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam.” (HR Muslim No. 2478 dan 2479).
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185).

Ketiga : Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh.

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

Keempat : Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya.

Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)

Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail

Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai menjelang fajar menyingsing.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya.”

Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini.”

Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah.”

Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam. (Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)

Pembaca yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail. Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah. Wallahu waliyyut taufiq.

April 28, 2009 Posted by | Religius | Leave a comment

Bicara Dengan Bahasa Hati

Tak ada satu pun musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta,
Tak ada satu pun penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang,
Tak ada satu pun permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan,
Tak ada satu pun kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan,
Tak ada satu pun batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran,
Semua itu haruslah berasal dari hati Anda.

Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.

Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak Anda,
Namun juga betapa lembut hati Anda dalam menjalani segala sesuatunya.

Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi,
Hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat,
Atau membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis,
Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan,
Detak jantung yang tenang jauh di dalam dada Anda.

Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan Anda.

Hari Ini,

Aku akan memulainya dengan ucapan syukur dan senyuman bukan kritikan,
Akan kuhargai setiap detik, menit dan jam,
Karena tak sedetik pun dapat ditarik kembali.

Hari ini tidak akan kusia-siakan,
Seperti waktu lalu yang terbuang percuma,
Hari ini takkan kuisi dengan kecemasan tentang apa yang akan terjadi esok.

Akan kupakai waktuku untuk membuat sesuatu yang kuidamkan terjadi,
Hari ini aku akan belajar lagi, untuk memperbaiki diri sendiri.

Hari ini akan kuisi dengan karya,
Kutinggalkan angan-angan yang selalu mengatakan :
Aku akan melakukan sesuatu jika keadaan berubah.”

Jikalau keadaan tetap sama saja, dengan kemurahan-Nya,
Aku tetap akan sukses dengan apa yang ada padaku.

Hari ini Aku akan berhenti berkata: “Aku tidak punya waktu
Karena Aku tahu, Aku tidak pernah mempunyai waktu untuk apapun,
Jika Aku ingin memiliki waktu, maka Aku harus meluangkannya.

Hari ini akan kulalui seolah hari akhirku,
Akan kulakukan yang terbaik dan tidak akan ditunda sampai esok,
Karena hari esok belum tentu ada.

Anda dan Sang Khalik

Orang sering sulit dimengerti,
Tidak pikir panjang dan selalu memikirkan diri sendiri,
namun demikian … tetap ampunilah mereka.

Bila Anda baik hati, orang mungkin menuduh Anda egois, atau punya mau,
namun demikian … tetaplah berbuat baik.

Bila Anda sukses, Anda akan menemui teman-teman yang tidak bersahabat,
dan musuh-musuh sejati Anda,
namun demikian … teruskan kesuksesan Anda.

Bila Anda jujur dan tulus hati, orang mungkin akan menipu Anda,
namun demikian … tetaplah jujur dan tulus hati.

Hasil karya Anda selama bertahun-tahun dapat dihancurkan orang dalam semalam,
namun demikian … tetaplah terus berkarya.

Bila Anda menemukan ketenangan dan kebahagiaan,
mungkin ada yang iri,
namun demikian … syukurilah kebahagiaan Anda.

Kebaikan Anda hari ini gampang sering dilupakan orang,
namun demikian … teruslah berbuat kebaikan.

Berikanlah yang terbaik dari Anda,
meski itu pun tidak akan pernah memuaskan orang,
namun demikian … tetaplah terus memberikan yang terbaik.

Pada akhirnya ….

Perkaranya adalah antara Anda dan Sang Khalik …
dan bukan antara Anda dan mereka.

July 8, 2008 Posted by | Religius | , , | Leave a comment